Gaun Indah Untuk Istri Tercinta


Suatu hari seorang istri ingin dihadiakan sebuah gaun spesial pada hari ulang tahunnya, tetapi malu untuk mengutarakan model yang diinginkan. Sehingga suami dibiarkan menebak-nebak, gaun apa yang cocok buat istrinya. Suami dengan terpaksa mengubek-ngubek pertokoan dan mall untuk menemukan gaun yang cocok dengan keinginan istri tercinta.


Di sebuah mall tampak seorang pramuniaga wanita yang manis sedang melihat kebingungan sang suami ini. Inilah saat tepat baginya untuk meminta pendapat seseorang agar tidak salah memilih gaun yang cocok. Pria ini dengan sopan mendekati sales yang cantik itu dan mengajukan pertanyaan dengan hati-hati.

Pria: "Maaf Ses (panggilan sopan), saya bisa minta tolong?" dengan basa-basi tanya sang pria sebelum meminta bantuan.

Pramuniaga: "Boleh Mas, apa yang saya bisa bantu?" dengan tersenyum manis, sales wanita itu menawarkan bantuan. Melihat senyuman itu sempat membuat sang suami jadi malu dan ragu untuk bertanya, tapi ia berpikir harus minta tolong jika tidak bakal semalaman di mall ini.

Pria : "Begini Ses, ....bla-bla," ia menceritakan keinginannya dengan suara pelan tidak ingin ada orang lain yang mendengar.


Pramuniaga mengerti apa yang harus ia lakukan, segera ia melangkah kearah tempat dimana banyak gaun digantung. Pramuniaga wanita itu akhirnya menunjuk satu gaun.

Pramuniaga : "Oh yang ini mungkin cocok buat istri, bapak. Ibu pasti menarik dengan gaun ini." 

Sang pramuniaga memilihkan warna dan model yang menurutnya bagus. Karena sudah banyak yang dilihat dan disarankan, akhirnya dipilih satu gaun yang menarik menurut pramuniaga yang baik ini dan mendapat persetujuan langsung oleh si pria tadi.

Pria: "Terima kasih." ucapnya kepada pramuniaga wanita itu sebelum melangkah pergi di balas dengan senyum dan anggukan.

Pramuniaga: "semoga ibu suka ya, Pak." ia menunduk sopan.

Segera setelah membayar harganya di kasir, pulanglah si suami dengan hati lega karena telah memperoleh gaun yang pasti membuat istrinya akan puas dan semakin sayang dengan dirinya. Sampai di rumah ia langsung memberikan bungkusan gaun tersebut. Istrinya membuka pelan bungkusan yang disodorkan di hadapan suaminya, ternyata apa yang ia dapati sungguh membuatnya takjub dengan apa yang ia lihat. Gaun itu memang indah, bahkan sangat indah tapi ukurannya itu membuatnya sedih. Namun ia tidak berani berterus terang karena khawatir suaminya akan kecewa. Akhirnya ia berpura-pura menyukainya, padahal dalam hatinya sakit karena merasa suaminya kurang mengenal dirinya.

Suami cukup peka melihat perubahan wajah istrinya, sehingga ia menyuruh istrinya menukar saja jika kurang suka dengan pilihannya. Tetapi harga gaun itu cukup mahal serta sangat jauh dengan gaun yang ia suka, sehingga ia memilih menutup rapat mulutnya. Malam itu ia diam-diam meletakkan gaun itu di suatu tempat yang tidak diketahui suaminya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, sang istri pergi ke mall tempat gaun itu dibeli, ia berencana akan mengembalikan pakaian tersebut. Tanpa sengaja ia ditangani oleh pramuniaga yang sama, yang melayani suaminya. Pramuniaga itu terkejut mendengar keinginan wanita tersebut, tetapi dengan sopan ia tetap melayani. Ketika sedang mempersiapkan pengembalian si pramuniaga itu bertanya dengan sopan.

Pramuniaga : "Maaf Bu, kenapa dikembalikan gaun yang indah ini?" tanyanya sopan khawatir wanita itu tersinggung.

Istri : "Saya tidak suka dengan modelnya, Mba. Suami pikir gaun ini muat di badan saya?" jawab istri dengan sedikit suara berat menahan emosi.

Pramuniaga: "Permisi Bu waktu itu saya sudah menanyakan ke Bapak saat menanyakan pendapatnya ke saya. Saya menanyakan mengenai ukuran apa cocok dengan istri bapak. Namun kata Bapak tidak apa ambil saja, maaf Bu, apa mungkin Bapak ingin Ibu berusaha menurunkan berat badan dengan melihat gaun indah ini."

Sang istri terkejut dengan penjelasan pramuniaga itu. Namun untuk menjaga harga dirinya di hadapan si pramuniaga tadi, sambil tetap tersenyum meskipun terasa pahit ia bertanya lagi.

Istri: "Apalagi yang suami saya bilang?" Berusaha meyakinkan pramuniaga bahwa ia tidak akan marah dengan mendengar keterusterangannya nanti.

Pramuniaga: "Kata bapak, jika ibu disuruh olah raga sering marah dan sering menganggap bapak tidak mencintai dan memperhatikan ibu lagi. Padahal setiap malam jika tidur bapak merasa memeluk ibu semakin susah, karena lebar pinggang yang sulit untuk dipeluk lagi. Ibu tahu tidak bapak dari jam 4 sore sudah berada di mall ini, ia bingung gaun apa yang ingin dibeli buat ibu, biar ibu memperoleh dorongan untuk berolah raga dan menjaga berat badan, maka dibelilah gaun yang indah dan mahal ini. Mari Bu, saya tukar jika ibu memang tidak suka." sambil menyorongkan tangannya dengan sopan beusaha meraih gaun dari tangan sang istri tersebut.

Mendengar penjelasan sang pramuniaga yang polos tadi, sang istri menjadi malu. Baru ia menyadari suaminya masih mencintainya dan tetap memperhatikannya. Segera ia memeluk gaun yang sudah akan dikembalikan tadi, dan segera permisi pergi. Sejak kejadian tersebut terbukalah mata hatinya bahwa keterus-terangan di antara mereka sudah kurang, sehingga sering terjadi kesalahapahaman. Sekarang ia mengerti maksud dari suaminya memberikan hadiah gaun tersebut karena ingin ia tetap berusaha untuk bisa tampil sehat dan cantik.

Sampai di rumah digantungnya gaun indah tersebut di tempat yang ia bisa lihat, serta berjanji dalam hati bahwa akan segera berolah-raga agar gaun tersebut bisa pas di tubuhnya.



- Cerpen -






















CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment