Belajar dari Omas si Pelawak
Pelawak wanita asal Betawi yang bernama Omas memiliki cerita berharga di balik kehidupan masa kecilnya.
Ketika dulu melihat Omas, saya kurang tertarik melihat lawakannya. Mungkin karena gaya bicaranya yang sangat keras. Meskipun lucu, saya sangat terganggu dengan intonasi suaranya. Hampir tidak ada perbedaan antara berbicara dan berteriak. Ternyata ia memiliki pengalaman hidup yang hebat sebelum akhirnya sukses menjadi seorang pelawak.
Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi, terungkap sisi lain dari masa lalu Omas. Ia lahir dan dibesarkan dari sebuah keluarga yang sangat sederhana. Seperti anak-anak umum lainnya ia sangat gemar bersekolah, bahkan ia salah satu murid yang berprestasi di angkatannya. Suatu kejadian besar yang merubah impian masa kecilnya, ketika ayah yang dicintainya meninggal. Sehingga saat ia bertanya kepada ibunya "Apakah ia masih bisa melanjutkan sekolahnya?" jawaban yang didapat sungguh mengecewakan. Ibunya menjelaskan bahwa keadaan berubah karena ayah sebagai penopang perekonomian sudah tiada, maka ia harus berkorban untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Sedih mendengar berita itu, sehingga sehabis lulus SMP ia tidak berani banyak bermimpi.
Suatu hari, seorang ibu sahabatnya melihat nilai raportnya yang bagus, kemudian menanyakan ke mana ia akan melanjutkan. Dengan sedih dan tabah ia menjelaskan kepada ibu tersebut tentang keadaannya. Ibu kawannya menjadi iba dan menawarkannya untuk ikut pendaftaran SMA serta bersedia membantu biaya pendidikannya. Setelah anjuran itu ia terima, segera mendaftarkan diri ke sekolah. Namun pendaftaran sudah berakhir terpaksa ia harus rela menjadi cadangan, jika ada anak yang gagal dalam ujian masuk.
Rejeki tidak ke mana-mana seorang gurunya yang baik menawarkan bantuan untuk memberikan kesempatan sekolah untuknya. Ia memang termasuk anak berprestasi sehinga sang guru merasa perlu untuk memberinya kesempatan. Akhirnya ia mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya dengan nilai yang sangat baik. Omas pelawak yang sederhana ini, tidak berani bermimpi untuk menjadi seorang dokter, walaupun salah seorang guru pernah mengatakan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menjadi dokter. Saat itu ia hanya bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang perawat. Cukup baginya karena ia harus realistis melihat keadaan keuangan keluarganya.
Saat ini ia sukses menjadi seorang pelawak wanita yang terkenal di Indonesia bukan sebagai perawat. Baginya dengan penghasilannya sekarang ia cukup untuk memberikan pendidikan yang tinggi bagi buah hatinya. Sehingga ia tidak segan untuk menegur keras anaknya jika tidak mau belajar dengan tekun. Saat terkenang pada masa kecilnya ia selalu berbesar hati, bahwa rejekinya sudah ada yang mengatur.
Di akhir acara ia memberikan nasihat agar anak-anak muda Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih ilmu setinggi-tingginya. Pendidikan membuat ia mampu untuk menjadi kawan berdiskusi yang baik bagi lawan bicaranya, semua karena pengetahuan yang ia miliki saat menempuh bimbingan di sekolah. Ini yang membuat Omas berbeda dari biasanya bukan hanya bisa melawak, tetapi ia memiliki semangat untuk menyuarakan pentingnya edukasi bagi generasi muda.
----* Ilmu Pengetahuan merupakan kunci menuju kehidupan yang lebih baik*------
Ketika dulu melihat Omas, saya kurang tertarik melihat lawakannya. Mungkin karena gaya bicaranya yang sangat keras. Meskipun lucu, saya sangat terganggu dengan intonasi suaranya. Hampir tidak ada perbedaan antara berbicara dan berteriak. Ternyata ia memiliki pengalaman hidup yang hebat sebelum akhirnya sukses menjadi seorang pelawak.
Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi, terungkap sisi lain dari masa lalu Omas. Ia lahir dan dibesarkan dari sebuah keluarga yang sangat sederhana. Seperti anak-anak umum lainnya ia sangat gemar bersekolah, bahkan ia salah satu murid yang berprestasi di angkatannya. Suatu kejadian besar yang merubah impian masa kecilnya, ketika ayah yang dicintainya meninggal. Sehingga saat ia bertanya kepada ibunya "Apakah ia masih bisa melanjutkan sekolahnya?" jawaban yang didapat sungguh mengecewakan. Ibunya menjelaskan bahwa keadaan berubah karena ayah sebagai penopang perekonomian sudah tiada, maka ia harus berkorban untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Sedih mendengar berita itu, sehingga sehabis lulus SMP ia tidak berani banyak bermimpi.
Suatu hari, seorang ibu sahabatnya melihat nilai raportnya yang bagus, kemudian menanyakan ke mana ia akan melanjutkan. Dengan sedih dan tabah ia menjelaskan kepada ibu tersebut tentang keadaannya. Ibu kawannya menjadi iba dan menawarkannya untuk ikut pendaftaran SMA serta bersedia membantu biaya pendidikannya. Setelah anjuran itu ia terima, segera mendaftarkan diri ke sekolah. Namun pendaftaran sudah berakhir terpaksa ia harus rela menjadi cadangan, jika ada anak yang gagal dalam ujian masuk.
Rejeki tidak ke mana-mana seorang gurunya yang baik menawarkan bantuan untuk memberikan kesempatan sekolah untuknya. Ia memang termasuk anak berprestasi sehinga sang guru merasa perlu untuk memberinya kesempatan. Akhirnya ia mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya dengan nilai yang sangat baik. Omas pelawak yang sederhana ini, tidak berani bermimpi untuk menjadi seorang dokter, walaupun salah seorang guru pernah mengatakan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menjadi dokter. Saat itu ia hanya bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang perawat. Cukup baginya karena ia harus realistis melihat keadaan keuangan keluarganya.
Saat ini ia sukses menjadi seorang pelawak wanita yang terkenal di Indonesia bukan sebagai perawat. Baginya dengan penghasilannya sekarang ia cukup untuk memberikan pendidikan yang tinggi bagi buah hatinya. Sehingga ia tidak segan untuk menegur keras anaknya jika tidak mau belajar dengan tekun. Saat terkenang pada masa kecilnya ia selalu berbesar hati, bahwa rejekinya sudah ada yang mengatur.
Di akhir acara ia memberikan nasihat agar anak-anak muda Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih ilmu setinggi-tingginya. Pendidikan membuat ia mampu untuk menjadi kawan berdiskusi yang baik bagi lawan bicaranya, semua karena pengetahuan yang ia miliki saat menempuh bimbingan di sekolah. Ini yang membuat Omas berbeda dari biasanya bukan hanya bisa melawak, tetapi ia memiliki semangat untuk menyuarakan pentingnya edukasi bagi generasi muda.
----* Ilmu Pengetahuan merupakan kunci menuju kehidupan yang lebih baik*------
0 komentar:
Post a Comment