Berlibur Tanpa Membawa Pengasuh Anak, Mengapa Takut!

Pergi bersama tiga orang balita ke sebuah pulau tanpa bantuan seorang pengasuh, mengapa harus takut.

Setelah menikah dan memiliki 3 anak balita, hal yang selalu rindu untuk dilakukan oleh saya dan suami adalah menyenangkan buah hati kami. Alasannya hampir setiap hari, waktu kami sebagian besar dialokasikan untuk bekerja. Sehingga anak-anak selalu lebih banyak menghabiskan waktu mereka bersama para pengasuh, terutama disaat  mereka belum bersekolah. 

Atasan di tempat saya bekerja mengajak kami sekeluarga berlibur ke pulau seribu. Ini kali pertama kami ke sana. Untuk pergi ke salah satu pulau di antara pulau seribu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di antaranya biaya untuk menyewa kapal yang akan membawa pengunjung ke tempat tersebut serta membayar penginapan selama berada di pulau.

Saya menerima tawaran tersebut dengan senang hati, namun timbul keraguan karena membawa anak-anak artinya harus membawa pengasuh minimal dua orang. Jika ditolak sayang juga, jarang-jarang kami bisa berlibur ke pulau seribu, geratis pula. Rupanya atasan yang baik ini mengetahui dilema ini, akhirnya beliau menyarankan saya pergi bersama keluarga tanpa pengasuh anak. Ia berjanji anak-anaknya yang lebih besar serta istrinya akan membantu mengawasi. Bos saya memang baik meski pun ia bukan keluarga, tetapi sudah seperti keluarga bagi kami. Akhirnya saya menyetujui untuk tetap pergi, berharap anak-anak tidak akan merepotkan dan liburan berjalan lancar.

private
Barang-barang sudah disusun dengan rapi dalam koper dan tas ukuran sedang. Segala peralatan libur sudah dipersiapkan termasuk makanan dan minuman yang akan disantap selama di perjalanan dan di penginapan. Akhirnya kami berdua, saya dan suami merasakan pertama kali berlibur bersama 3 balita yang saat itu berumur sekitar 5 tahun, 3 tahun dan 10 bulan tanpa membawa pengasuh. 

Pulau seribu yang menjadi tujuan kami adalah salah satu dari sekian pulau yang berada di sekitar laut Jawa. Pulau yang menjadi tujuan kami sudah disewa oleh perusahaan tempat saya bekerja, yang hanya dipergunakan untuk karyawannya. 

Kami tiba di pelabuhan dan sebuah kapal cepoat atau speed boats telah siap mengantar kami menuju pulau tersebut. Jarak yang ditempuh sekitar 2,5 jam. Di dalam kapal kami bisa menikmati pemandangan sepanjang laut dan pantai yang dilewati. Begitu banyak pulau-pulau kecil yang bisa disewa, bahkan saat itu bisa dibeli untuk menjadi tempat penginapan dan tujuan wisata. Mungkin karena banyaknya pulau di sepanjang laut tersebut makanya disebut dengan nama Kepulauan Seribu. Kami tiba di tempat tujuan tepat waktu, tanpa rasa pusing ataupun mual, meskipun ombak cukup kuat menghempas dan mengayun-ayun kapal. 

Pulau kami cukup terpencil dari pulau lainnya, namun sangat indah dan memiliki daratan yang lumayan luas. Pantainya memiliki pasir yang putih serta laut yang jernih berwarna biru, kita bisa melihat ikan-ikan ukuran sedang berenang di permukaan. Di tempat itu  dibangun tiga penginapan di pinggiran pantai atau disebut cottage atau villa dengan ukuran yang cukup besar terbuat dari beton  yang memiliki sebuah teras kayu yang panjang. Penginapan memiliki beberapa kamar yang berukuran besar cukup bagi kami untuk tinggal hanya dalam satu kamar. Anak-anak terlihat sangat antusias sekali, mungkin dikarenakan suasana yang berbeda dan baru bagi mereka. Kami berdua pun ikut menikmati, meski pun suami terlihat cukup sibuk harus menggendong bayi dan menggandeng si kecil.  

Aktivitas menyenangkan yang akan  dilakukan oleh anak-anak yang pertama adalah bermain dan berenang di pinggir pantai. Memang pantainya sangat menarik dengan ukuran cukup luas dan permukaan dangkal ditambah airnya yang hangat terpapar sinar matahari. Saat tiba kami berdua telah mengeluarkan semua bawaan seperti bekal makanan karena ketika tiba tadi, tepat saatnya makan siang. Sebelum berangkat saya telah membeli nasi padang di dekat rumah dengan lauk: rendang, ayam bakar dan goreng serta paru berikut lalapan tidak lupa sambal.  Selama di pulau ada pembantu dan tukang masak yang akan membantu para tamu selama berada di sana. Mereka memiliki tugas penting yaitu membantu mengolah masakan berdasarkan permintaan  para tamu dan bahan yang tersedia.

Setelah makan siang yang nikmat dilanjutkan dengan menidurkan si bungsu terlebih dahulu, hingga  saat berenang pun tiba. Anak-anak pergi bermain di pinggir pantai kemudian berenang.  Kami sangat menikmati sekali termasuk si bungsu, meskipun usia masih 10 bulan terlihat sangat menikmati air laut yang membasahi seluruh badannya ketika ombak terhempas ke pinggir pantai. Kami bermain dengan pasir pantai sambil bernyanyi bersama, tanpa disadari sudah menjelang sore saatnya harus beristirahat untuk kegiatan eesok hari yang menyenangkan dan menantang yaitu memancing ikan di tengah laut.

Setelah menghabiskan waktu bermain di pantai seharian tadi, kami makan malam dengan lahap. Juru masak memasak makanan khas sunda seperti ayam dan ikan goreng, sayur asam, tempe, tahu dan sambal. Nikmat sekali, sambil berbincang-bicang hangat, kekeluargaan dengan atasan dan keluarganya yang ramah. Kita menyusun rencana untuk esok hari - pagi diawali jogging mengelilingi jogging track atau lintasan joging yang tersedia dipulau tersebut, dilanjutkan dengan memancing bersama anak-anak dengan perahu yang telah disediakan oleh pengelola pulau tersebut. 

Pagi hari kami bangun dengan tenaga dan semangat baru. Kami memulainya dengan berolah raga membawa anak-anak berlari dan berjalan menyusuri pulau tersebut. Ternyata tempat ini memiliki hutan yang cukup banyak ragam pohonnya, kami merasa seperti berada di sebuah pulau besar. Kegiatan tersebut cukup mengeluarkan keringat dan menyegarkan badan. Setela sarapan kami bersiap untuk pergi memancing. Sesungguhnya saya kurang menikmati kegiatan ini, namun karena anak-anak sangat antusias, akhirnya saya memutuskan ikut. Ternyata memancing kali ini berbeda sekali.

Seorang nelayan membantu membawa kapal kami ke tempat yang menurut beliau sangat baik untuk memancing. Biasanya jika memancing menurut pengalaman, saya mudah merasa bosan karena harus diam cukup lama menunggu ikan memakan umpan. Ternyata kali ini berbeda, ikan sangat banyak sekali jumlahnya, bahkan ada ikan yang melompat-lompat seperti memperlihatkan keahliannya akibatnya dengan mudah bisa ditangkap dengan jaring. Anak-anak sangat menikmati pertunjukan ikan melompat-lompat di permukaan air laut. Ikan yang berhasil kami tangkap umumnya berupa ikan tongkol dengan ukuran yang cukup besar. Setelah tangkapan cukup, kami pulang kembali menuju pinggir pantai tempat kami menginap. Hari ini kami menikmati menu ikan woku-woku ala menado dari hasil memancing tadi. Saya tidak pernah tahu rasa dan cara memasak menu tersebut, karena  pada saat itu saya belum memiliki kegemaran memasak.

Menu ikan Woku itu segar dan lezat rasanya, membuat suami ingin menanyakan bagaimana cara mengolahnya. Biasanya ia paling tidak pernah menyukai makan sup ikan, terutama jenis tongkol karena tidak tahan dengan bau amisnya. Sehingga kami jarang memasak menu ikan di rumah, padahal ikan terbukti sangat baik bagi pertumbuhan anak-anak. Sang juru masak mengajarkan kami cara mengolahnya, rupanya resep itu adalah pemberian dari istri atasan saya yang berasal dari Menado. Sejak saat itu menu woku menjadi tambahan menu kami di rumah.

Ternyata hal penting dari pengalaman di atas, liburan bersama anak-anak meskipun masih berusia kecil bahkan balita sekali pun tidak merepotkan, karena mereka sangat gembira dengan kehadiran orangtua setiap waktu, terutama saat melakukan aktivitas bersama. Kegembiraan tersebut membuat mereka tidak rewel, apa lagi jatuh sakit dan sangat antusias belajar hal baru. Kami berdua pun, tidak merasakan kelelahan meskipun dengan banyak aktivitas yang berbeda dari hari biasanya, terutama mengasuh anak tanpa kehadiran pengasuh atau babysitters.

Liburan berakhir, kapal menjemput kami untuk mengantar kembali ke pelabuhan di Jakarta. Sebelum berpisah kami dan anak-anak mengucapkan terima kasih kepada atasan dan keluarganya yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menikmati liburan di pulau seribu bersama mereka. Sangat menyenangkan sekali dan berkesan hingga saat ini, di mana anak-anak sudah beranjak remaja.


Hal positif yang kami peroleh adalah saya dan suami  jadi terbiasa berlibur tanpa membawa pengasuh anak-anak. Kami saling berbagi tugas untuk mengasuh dan menjaga mereka, hubungan dengan anak-anak semakin dekat dan harmonis.

- MamaSeru-





CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment