Uang adalah Alat - Money is a Tool

Uang adalah alat.


google

Apa yang Anda lakukan dengan pendapatan yang diperoleh melalui kerja keras setiap bulannya. Apakah Anda telah menggunakannya secara bijaksana atau sebaliknya tanpa perencanaan sama sekali. Berbicara mengenai uang tidak lebih tidak kurang, jarang ada kata cukup selalu kekurangan. Jika kekurangan di mana letak kesalahannya mengapa selalu kekurangan meskipun sudah kerja keras, berkali-kali pindah pekerjaan untuk memperoleh pendapatan sesuai yang diinginkan. Saat memperoleh bahkan di atas harapan tetap ada ketidak-puasaan. Di artikel ini kita tidak ingin membahasa mengenai kalimat terakhir ini, yang ingin di bahas adalah hal berikut ini.

Apakah pendapatan yang Anda peroleh dapat memberikan jaminan bahwa akan hidup cukup dan memberikan kenyamanan hingga usia pensiun nanti. Artinya bisa memberikan kehidupan minimal sama seperti saat masih memiliki penghasilan atau tidak kekurangan disaat perekonomian sedang buruk.  Lihatlah orang di sekitar Anda mungkin yang paling terdekat, apakah ada diantara mereka yang sudah memiliki penghasilan cukup bahkan lebih tapi masih memiliki kehidupan serba kekurangan. Umumnya yang terjadi sebelum akhir bulan atau menjelang tanggal sepuluh ke atas sudah kehabisan uang. Saya pernah menyaksikan seorang berpenampilan sukses, tapi tidak memiliki dana cash atau cair, sehingga terpaksa berhutang atau menggunakan kartu kredit untuk membayar pengeluarannya. Apa yang salah dengan mereka, ini yang menjadi jawaban pertanyaan tersebut.

What do you do with your Money?

Apa yang Anda lakukan dengan uang yang Anda peroleh. Apakah setelah memperoleh bayaran, maka akan langsung masuk kesatu simpanan pribadi kemudian disalurkan untuk membayar tagihan kartu kredit, membayar kebutuhan rumah tangga dan pengeluaran lainnya. Pengahasilan tersebut adalah penghasilan bersih setelah setelah dikurang pajak yang harus di bayar sebagai kewajiban seorang warga negara yang baik. Banyak dari anak muda bahkan yang sudah berumur sekalipun melakukan rutinitas hampir sama seperti itu setelah ia memperoleh amplop bayaran dari tempat bekerja.  Setiap orang mungkin pernah dalam situasi seperti itu, semoga akan berubah. Seseorang harus berubah karena hidup seperti itu membawa dampak yang tidak baik bagi masa depan pribadi dan keluarga.

Untuk mereka yang bekerja di perusahaan yang sudah mapan, ada jaminan asuransi kesehatan dan pensiun bagi karyawannya, mungkin terlihat  cukup, namun mereka harus tetap berhati-hati. Sehingga penting untuk mengerti dan memahami pertanyaan di atas agar tau bagaimana strategi penggunaan uang Anda. Uang adalah alat yang dapat habis bila digunakan dengan tidak bijaksana atau salah dalam pengelolaannya.

Di dunia ini manusia dikelompokan menjadi tiga bagian bagaimana mereka memperlakukan pendapatan yang mereka peroleh.

Tiga kategori atau kelompok manusia tersebut dibagi berdasarkan prosentase antara lain:

1. Kelompok 5 % 

Generasi  kaya kita menyebut mereka adalah kelompok yang memiliki prosentase jumlah yang sangat kecil di dunia ini, hanya 5 % saja. Mereka yang memiliki pendapatan besar bahkan kadang melebihi pendapatan pada umumnya, sehingga dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan diantaranya, membayar pajak sudah pasti, pengeluaran rutin rumah tangga atau cost of living, juga membayar kesenangan seperti rutin berlibur, fasilitas mahal, membeli barang-barang mewah bergerak ataupun tidak bergerak: mobil, perhiasan, rumah, tanah dan lain-lain, memiliki simpanan: tabungan, deposito, obligasi, saham, reksadana dan seterusnya, dana menyekolahkan anak ke luar negeri, termasuk menyediakan dana untuk mendirikan dan mengembangkan bisnis pribadi atau pun bersama dengan orang lain serta masih banyak lagi penyalurannya.  Siapakah mereka ini? Lihatlah orang sukses disekeliling apakah ada yang masuk dalam kelompok tersebut.

2. Kelompok 15 %

Kelompok kedua ini bisa disebut kamu middle class atau kelas menengah di dalam masyarakat. Kita mungkin berpikir kelompok ini banyak tapi ternyata tidak hanya 15 % saja. Mereka yang menggunakan pendapatannya untuk membayar pajak,  pengeluaran rutin rumah tangga jika sudah berkeluarga, membeli rumah, memiliki simpanan,  ada dana liburan, namun pengalokasian dana  mereka tidak sebanyak kelompok pertama di atas. Mereka hidup berkecukupan tidak lebih dan tidak kekurangan. Apakah Anda masuk dalam kategori kedua ini, coba diteliti.

3. Kelompok 80 %

Kelompok yang memiliki jumlah prosentase yang sangat besar 80 %, yang mana hampir sebagian dari manusia di dunia masuk dalam kategori yang ke tiga ini yaitu:

  1.  Mereka yang harus bekerja keras untuk memperoleh uang atau pemasukan;
  2.  Mereka yang kehidupannya sangat tergantung pada subsidi atau bantuan pemerintah  dan;
  3.  Mereka yang saat tuanya masih mengharapkan bantuan atau sokongan dari keluarga atau anak-anaknya.

Kira-kira di kelompok mana yang Anda inginkan sekarang atau kelak? Jika Anda sudah berada di bagian 15 % tentu Anda patut bersyukur,  namun harus tetap bijaksana mengelolanya jangan sampai masa tua bergeser ke kelompok tiga. Jika Anda masih masuk dalam kategori terakhir atau 80 %  maka segeralah merubah strategi dalam mengatur keuangan atau pemasukan Anda, semoga masih ada kesempatan. Sebenarnya seberapa pun besar atau kecilnya pendapatan yang diterima kita tetap bisa sukses dalam menjalankan kehidupan hingga akhir masa pensiun,  kuncinya bijaksana dalam mengatur strategi keuangan kita.

Saya berharap Anda memperoleh gambaran bagaimana sebaiknya memperlakukan uang atau pendapatan yang diperoleh. Jangan kita menggunakan uang sebagai alat yang salah seperti hanya membayar pengeluaran kita sehari-hari saja, tanpa memikirkan bahwa alat tersebut itu bisa dipergunakan untuk hal lain yang juga bisa dan lebih berguna bagi masa depan. Sudah bukan jamannya seorang pensiun mengharapkan bantuan atau sokongan dana dari keluarga dan anak-anak, karena mereka juga memiliki tanggungan dan keluarga sendiri. Tirulah kelompok pertama bagaimana mereka membagi keuangan mereka sehingga kelak dimasa pensiun tetap mapan.

Hidup mapan di hari tua lebih baik dari pada menggantungkan hidup serta nasib kita kepada orang lain.


-Mdewi-




CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment