Kiat Sukses Bagi Anak Muda

Ditolak, hal yang sangat menyakitkan.

(sbr. gbr. Google)


Anda masih ingat beberapa minggu lalu di media online Indonesia dipenuhi oleh berita bagaimana seorang pria berusaha mencari pekerjaan. Ia membuat lamaran kerja di tulis tangan pada selembar kertas diperbanyak kemudian dibagikan di beberapa rumah makan dan mobil yang sedang di parkir. Pria ini lulusan sebuah perguruan tinggi swasta terkenal dan ia pernah bekerja namun perusahaannya mengalami pailit sehingga harus berhenti. Ia sudah berusaha mencari pekerjaan yang ia ingini dan harapkan untuk menyambung hidup keluarga dan dirinya. Sehingga ia melakukan sesuatu usaha yang berbeda melamar dan menyebarkannya di tempat umum agar memperoleh perhatian banyak orang.

Hitam Putih 24 September 2014
https://www.youtube.com/watch?v=Akc9yU2pQvw&spfreload=1
Kehidupan di zaman sekarang tidak mudah, apa lagi di masa yang akan datang. Itu yang harus menjadi perhatian kita semua terutama orang tua. Untuk menanamkan kepada para generasi muda bukan hanya anak kita, bahwa kehidupan itu butuh perjuangan. Lihat pria ini, ia sudah membagikan surat lamaran kerja ke mana-mana dan banyak orang bermurah hati untuk menawarkan pekerjaan kepadanya. Namun, hingga 2 bulan sejak membagikan surat lamaran tersebut serta  memperoleh 80 panggilan, ia tetap tidak memiliki pekerjaan. (informasi saat wawancara pada acara Hitam Putih). Mengapa?

Kehidupan memang butuh perjuangan, tetapi usaha yang seperti apa? Bukan sekedar perjuangan biasa tetapi yang plus. Artinya banyak orang di luar sana yang berjuang untuk meraih cita-citanya kemudian ia dengan mudah mendapatkannya atau bahkan harus berjuang keras masih dan harus kecewa karena kegagalan. Saat ini lulusan sekolah menengah atas, sarjana sudah banyak, bahkan di luar negeri S3, Phd hal yang biasa kita temukan dalam catatan CV mereka. Yang terpenting adalah harus memiliki "Skill atau Ketrampilan" yang membedakan diri Anda dengan calon lainnya. Keahlian atau ketrampilan khusus adalah suatu kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang untuk tetap bisa bertahan baik dalam bidang pekerjaan maupun kehidupannya. Ketrampilan bisa sama dan juga berbeda tergantung kemampuan masing-masing orang menyerap dan mengasah keahlian tersebut.

Jadi perjuangan plus tadi meliputi:
  1. usaha, 
  2. pendidikan dan 
  3. ketrampilan tambahan sebagai nilai lebih yang bisa menambah point kita, saya dan Anda serta setiap orang.
Misalnya:
  • Jika Anda melamar sebuah pekerjaan bersama beberapa pelamar lainnya. Di dalam persyaratan dibutuhkan seseorang yang mampu menguasai bahasa lebih dari 1, di luar bahasa Inggris. Misalnya bahasa Jerman dan Perancis. Saingan hanya menguasai bahasa Inggris, sementara Anda menguasai bahasa lain yang disyaratkan, maka siapa yang akan lebih dulu dipilih? Tentu Anda, karena ada nilai tambah yang dimiliki.
  • Jika seorang sarjana yang baru lulus melamar pekerjaan sebagai sekretaris. Ia menguasai komputer dan mampu mengetik dengan cepat menggunakan sepuluh jari. Sementara kandidat yang satu bisa bisa melakukan hal yang sama, tetapi tidak menguasai perangkat komputer hanya setengah-setengah. Siapa yang akan lebih dipilih? Tentu sarjana tadi.
Sehingga banyak orang tua mungkin termasuk kita sering menegur, jika anak-anak tidak dengan sungguh-sungguh mengikuti les yang telah diberikan. Meskipun mereka menyadari ini dimaksudkan untuk menambah keahlian mereka di luar pendidikan sekolah. Seperti piano, les bahasa asing, tennis, drum, menyanyi bahkan membantu pekerjaan rumah sekalipun. Karena pelajaran tambahan tersebut akan semakin membuka peluang mereka untuk lebih mudah memenangkan persaingan dalam pencarian pekerjaan nantinya.

Ingat jika sekarang saja tidak mudah apalagi nanti. Sebuah contoh nyata yang terjadi di depan mata saya:
  • Ada 2 orang kandidat yang direkrut sama untuk sebuh posisi di dua perwakilan kantor di negara lain. Mereka sama-sama memiliki kelulusan yang baik. Ketika kantor di Norwegia di suruh menentukan ingin kandidat yang mana, mereka memilih si A sementara B tidak terpilih. Kemudian kantor di Belanda mereka memilih si C sementara B tidak terpilih, berlangsung hingga akhirnya tersisa B sendiri. Akhirnya supervisor melihat kesalahan apa yang terjadi. Ketika ia membaca CV dari B, menemukan tidak ada keahlian apa pun di halaman kertas lamaran kerjanya alias minus ketrampilan. Sehingga beberapa kepala perwakilan menolak memilihnya menjadi bagian dari timnya. Akhirnya supervisor mengadakan wawancara tertututp, ternyata memang yang bersangkutan mengakui bahwa ia tidak menguasai software apapun yang menunjang pendidikan serta pekerjaannya sebagai seorang insinyur. 
Jika kita melihat contoh di atas, tentu sangat menyedihkan harus mengalami penolakan berkali-kali. Bisa mengakibatkan anak muda ini putus asa, bahkan yang terburuk mungkin ia tidak diperpanjang kontraknya. Bagaimana jika terjadi pada generasi muda termasuk anak kita. Sebagai orang tua kita sudah menyekolahkan mereka hingga jenjang yang tertinggi, tetapi mereka harus mengalami penolakan, bahkan kesulitan memperoleh pekerjaan yang menjadi impian mereka. Menyedihkan sekali!

Memperoleh pendidikan di sekolah memang penting tetapi lebih berharga lagi jika kita semua memiliki ketrampilan lain yang pasti suatu saat akan sangat membantu. Gali potensi yang Anda dan para generasi muda yang kita miliki mulai saat ini. Bekali mereka dengan berbagai ketrampilan meskipun kadang berbeda dengan latar belakang pendidikan utama mereka. Yang terpenting membuat mereka siap ketika berjuang untuk meraih impiannya.

@-Kehidupan sudah penuh berkat, tetapi menjadi putus asa adalah hal yang tidak dibenarkan- Ike NeReng-



CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment