Budaya Boros

Budaya boros bisa dimulai seseorang sejak atau disaat  belia .


Sbr. google
HEDONISME adalah budaya yang sudah melekat di kehidupan masyarakat kota besar seperti Jakarta bahkan sudah merembet ke daerah-daerah di pinggiran kota, bahkan desa sekalipun. Budaya ini mengutamakan keinginan untuk memperoleh kesenangan dalam kehidupannya tanpa mengindahkan larangan agama dan tata krama yang berlaku di masyarakat. 

Umumnya mereka berusaha untuk mencari kepuasan sebanyak mungkin tanpa memperdulikan berapa besar uang yang telah atau harus dihabiskan untuk memuaskan dirinya. Ternyata budaya ini sudah merembet di kehidupan anak-anak remaja.

Saat ini para remaja, banyak terpengaruh oleh gaya hidup anak muda lainnya. Mereka senang berhura-hura menghabiskan uang bulanan yang diberikan orang tua hanya dalam hitungan minggu, bahkan hari saja.
                         
Meskipun uang bulanan yang diberikan tersebut cukup untuk sebulan tanpa perlu meminta tambahan uang ekstra dari orang tua. Sering terlihat antrian yang panjang di depan kasir dipenuhi oleh remaja tanggung dengan tumpukan baju dan barang-barang jenis lain ditangannya. Padahal kadang tidak semua barang tersebut dibutuhkan oleh mereka. Remaja juga sering terlihat nongkrong di rumah makan cepat saji yang harganya cukup menguras uang bulanan mereka. Timbul pertanyaan, apakah mereka bisa memenuhi gaya hidup seperti ini setelah hidup jauh atau mandiri dari orang tuanya?

Menjadi seorang remaja saat ini, tidak semudah saat saya dulu tahun 1988. Saya masih ingat uang bulanan saya yang sebesar 150 ribu perbulan masih cukup untuk jajan di kampus dan patungan untuk membeli kado bagi teman yang sedang merayakan ulang tahun. Saat ini  nilai itu sangat kecil sekali ditambah banyaknya tawaran di media online seperti  TV, Internet, dan perangkat elektronik lainnya yang kadang menggoda untuk membelinya. Posisi orang tua saat ini pun tidak mudah, mereka harus selektif mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan di luar kebutuhan primer seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Yang perlu atau terpenting untuk dilaksanakan adalah mengumpulkan atau mempersiapkan dana pendidikan untuk masa depan anak-anak mereka.

Bagaimana untuk menghindari budaya ini merembet ke remaja kita? Memang tidak mudah apalagi jika anak remaja kita hidup di kota besar, sehingga memudahkan melihat dan merasakan pengaruh langsung budaya ini di sekitar mereka. Yang dapat kita lakukan adalah memberikan pengertian, mana yang menjadi prioritas dalam kehidupan manusia. Jika seorang pelajar prioritas mereka adalah kepada hal-hal yang menunjang pendidikan mereka. Seperti buku-buku pelajaran, alat tulis dan les-les untuk menambah ilmu serta ketrampilannya. 

Sebagai orang tua, kita juga harus ikut :

  • memberikan contoh dalam kehidupan nyata sehari-hari di depan mereka, sebaiknya diawali sejak anak-anak masih kecil. 
  • lebih hati-hati dan selektif dalam mengatur pengeluaran dan 
  • berani berkata "tidak" kepada mereka, jika menganggap itu bukan merupakan kebutuhan yang prioritas atau utama. Walaupun beberapa orang tua sering merasa sulit berkata tidak. Untuk itu, saat harus menolak permintaan mereka berikan anak kesempatan mencari alasannya sendiri, bila tidak menemukan baru Anda membantu menjelaskannya.
Pengaruh lingkungan disekitarnya kadang sangat kuat sehingga membuat mereka terpaksa untuk memilih gaya hidup tersebut, karena alasan menunjang pergaulan mereka. Mereka tidak mau terlihat kalah dihadapan kawan-kawannya. Ajari remaja kita untuk menerima budaya tersebut sebagai sebuah gaya hidup yang berbeda di masyarakat, tetapi tidak untuk ditiru. Berusaha memilah-milah mana yang patut dicontoh dan tidak. Sehingga mereka bisa berkembang sesuai dengan keuangan yang saat ini dimiliki, bukan memaksa diri hidup di luar batas kemampuan. Karena jika Anda tidak mengajari mereka hidup sesuai penerimaan atau pemasukan, maka akibatnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang jelek dan sangat mengganggu kehidupan mereka nantinya. Anda tidak mau bukan, jika mereka terlibat budaya hutang di mana-mana serta terseret kepada gaya hidup mengandalkan kartu kredit?

Untuk itu mulailah mengajak remaja Anda untuk:
  1.  Mengatur keuangan mereka dari uang jajan yang diberikan saat ini. 
  2. Beri mereka kepercayaan dan dorongan untuk melakukannya. Jika mereka mematuhinya, 
  3. beri reward atau bonus bila perlu, jika mereka mampu menabung uangnya dalam jumlah yang cukup dan dapat dibanggakan. Rasakan manfaatnya nanti, saat mereka sudah memiliki dan harus mengatur penghasilan sendiri dan terakhir
  4.  Say No to! "Budaya Boros"

@-hidup sederhana tidak berarti kita harus tampil miskin, tetapi membayar sesuai kebutuhan itu yang terpenting- Ike Nereng-





CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment