Mendidik Anak Dengan Sistim Perjanjian Kontrak Kesepakatan

Penuh semangat pria tua itu menceritakan bagaimana ia berhasil mendidik anak-anaknya hingga berhasil semua. Ia menggunakan sistim Perjanjian Kontrak Kesepakatan.

Berikut hasil wawancara singkat saya dengan bapak ini. Cerita tersebut diawali dengan keinginannya agar anak-anaknya harus tetap teguh pada apa yang sudah dipilih.  Pada mulannya sang ayah mengharuskan semua anak-anaknya untuk mengambil jurusan ilmu pasti, dengan alasan memudahkan dalam pencarian kerja nantinya. Pria yang bekerja pada pelayanan medis di sebuah lapangan minyak ini menegaskan, ia tidak ingin anak-anak bernasib sama sepertinya. Di mana ia harus bekerja jauh dari rumah dengan jadwal lebih banyak berada di lapangan dari pada bersama keluarga. Karena pendidikannya yang terbatas. Anak ini mengikuti kemauan ayahnya untuk mengambil A1 sebagai jurusannya, di kota yang berbeda. Namun, sang anak gagal menyelesaikannya karena alasan kurang menyukai jurusannya.

Akibatnya sang ayah menjadi kecewa dan marah. Segera ia memulangkan si anak ke kota asalnya dan membiarkan ia tidak bersekolah sama sekali. Anak laki-laki ini bukan anak bodoh, tetapi ia hanya berontak karena tidak sehati dengan jurusan A1. Satu minggu, sebulan berlalu sang anak mulai khawatir karena hanya menganggur di rumah. Akhirnya ia memohon kepada ayahnya untuk mengembalikannya ke sekolah lagi. Awalnya sang ayah tidak menghiraukan, tetapi karena berkali-kali ia meminta, akhirnya orang tuanya menyetujui dengan sebuah persyaratan.

Di atas sebuah kertas yang berisi perjanjian kontrak antara orang tua dan sang anak tertulis bahwa ia harus menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Jika melanggar kontrak, maka orang tua tidak segan-segan memberhentikan semua bantuan untuk dana pendidikan, selamanya! Plus keterangan tambahan, bahwa dana yang ada sangat terbatas mengingat masih banyak adik yang harus memperoleh pendidikan juga. Sang anak dengan mantap menandatangani kontrak dan memenuhi semua perjanjian. Ia lulus menjadi juara di kelasnya. Hingga saat ini sang anak sudah sukses dan berdiam di Jerman untuk berkarya.

Mendengar cerita ini, banyak pelajaran yang dapat dipetik antara lain: terkadang kita tidak bisa memaksa anak untuk mengikuti semua kemauan kita. Namun sebagai orang tua, kita tetap harus menanamkan tanggung jawab dengan tidak segan-segan melakukan hal yang berbeda, selama itu positif. Salah satunya dengan menggunakan cara unik yaitu perjanjian kontrak kesepakatan, layaknya atasan dan calon pegawainya.


salam







CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment