Hukum Salah Alamat - Ibu Menderita



Air mata Ibu ini sudah mengering, sudah tumpah habis dan tidak ada artinya lagi. Nyawa buah hati sudah pergi dari raganya, yang tinggal hanya sebuah kenangan pahit. Tidak ada keadilan di bumi pertiwi ini, hanya Tuhan yang bisa memberikan keadilan bagi umat-Nya.

Masih ingat kasus Budri dan Faisal yang terjadi di Sumatera Barat, mereka berdua di tuduh melakukan suatu tindakan kriminal yang bukan mereka pelakunya. Anda bisa melihat bagaimana kasus ini hingga akhirnya ibu yang malang ini harus kehilangan ke dua anaknya di waktu yang bersamaan. (Mata Najwa)

Setiap ibu memiliki kedekatan batin terhadap anaknya. Sesaat sebelum kejadian ibu yang malang ini sebelumnya pernah mengingatkan kepada anaknya Faisal (14 tahun) agar jangan pergi, karena khawatir ia tidak pernah kembali. Rupanya ibu ini sudah memiliki firasat kuat bahwa akan terjadi sesuatu terhadap anak kandungnya. Faisal tetap pergi hingga akhirnya ia mendapat musibah di tangkap polisi dengan sebuah tuduhan tindakan kriminal. Sang ibu sangat yakin anaknya tidak mungkin melakukan hal tersebut, karena kenal benar bagaimana prilaku Faisal.

Dengan berani ia datang ke penjara untuk menemui anaknya, dengan harapan sang anak baik-baik saja. Betapa terkejutnya ibu melihat dengan matanya sendiri bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Anak tersebut menangis dengan kaki terbalut plastik hitam, ingin mengadu kepada sang bunda tetapi tidak bisa. Ibu menangkap suatu tanda melalui mata batinnya sebagai orang yang melahirkan anak tersebut. Segera ia bertanya kepada polisi kira-kira berapa hari masa penahan, informasi yang didapat 20 hari. Ibu itu memohon untuk tidak menyakiti anaknya, karena waktu dirasa cukup panjang, jika disiksa dengan cara seperti ini maka buah hatinya akan meninggal.

Sejak hari penangkapan anaknya, 6 hari kemudian seorang anaknya Budri (17 tahun) tertangkap lagi dengan kasus yang berbeda. Betapa sedih sang kakak ketika mengetahui adiknya telah menghembuskan nafas akibat siksaan yang bertubi-tubi. Memohon dan berharap agar jasad adik segera dipulangkan ke rumah, tetapi justru kemalangan yang sama menimpa sang kakak. Kakak dan adik ini meninggal dengan cara yang tidak wajar.

Sungguh sedih melihat wajah kesedihan di raut muka wanita ini. Hukum seperti apa yang ada di negara ini sehingga tidak bisa memberikan rasa aman kepada masyarakatnya. Ketika keadilan sudah tidak memihak orang kecil, maka hanya Tuhan tempat mereka berharap. Pengadilan sesungguhnya berada di tangan Sang Pencipta bukan di tangan manusia. 

Kasih seorang ibu tidak berakhir hanya karna kematian buah hatinya, terus sepanjang hidupnya hingga maut menjemputnya.






CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment